Berita Aktual

Sabtu, 27 Maret 2010

Kampung Leluhur

Karangpilang adalah dusun kecil di Kelurahan Jagoan, Kecamatan Sambi. Sambi terletak di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali menyerupai huruf J, atau L terbalik. Kecamantan Sambi terletak di tekukan bawah huruf "J" tersebut. Kota Boyolali terletak di sebelah barat Sambi. Sejumlah kecamatan lain terletak di sebelah utara Sambi. Di ujung utara wilayah Boyolali terdapat Waduk Kedungombo. Di sebelah di bagian timur Sambi, yaitu di timur Desa Senting ada sebuah danau kecil, Waduk Cengklik. Waduk ini akan dijadikan tempat pariwisata. Tidak terlalu jauh dari waduk ini (sebelah timur) terdapat Bandara Adisumarmo.

Kecamatan Sambi termasuk daerah kering. Dari 16 desa di sana, baru dua desa yang memiliki persawahan irigasi, yaitu Desa Catur di bagian barat, dan Canden di bagian selatan Sambi. Persawahan di desa-desa lainnya dikelola dengan sistem tadah hujan, artinya pendududuk di sana menanam padi hanya pada musim hujan. Pada musim kemarau, istilahnya pada musim mareng penduduk di sana menanam palawija seperti singkong, jagung, kacang-kacangan dan sebagainya.

Di desa dengan gambaran seperti itulah leluhur dan sebagian besar dari keluarga Trah Sanrejo hidup. Orang mengatakan daerah ini daerah minus, karena penghasilan penduduk dari lahan pertaniannya terbatas. Oleh sebab itu pula sebagian dari keluarga kita merantau ke tempat-tempat yang lebih subur, baik di Boyolali atau di daerah lainnya. Ada yang merantau ke Banyuwangi, pada masa sebelum kemerdekaan RI. Ada yang ke Imogiri, dan ada juga yang ke Gubug di Kabupaten Grobogan. Belakangan sebagaimana terjadi di berbagai tempat di pulau Jawa, orang-orang muda dari Karangpilang juga banyak yang merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta dan sekitarnya.

Sampai usia sekitar 5 tahun saya tinggal di Karangpilang. Ingatanku mengenai dusun ini ya sebatas ingatan anak usia anak-anak. Setelah usia 5 tahun keluarga saya, keluarga Partowirejo berpindah ke Desa Kaliwenang, Kecamatan Tanggungharjo (sekarang), Kabupaten Grobogan. Pendidikan SD dan SMP saya lewati di Kaliwenang, Sugihmanik, dan Gubug. Beberapa kali sewaktu usia SD saya bersama orangtua berkunjung ke Karangpilang. Saudara dekat yang masih ada di sana ketika itu adalah Kakek-nenek Sanrejo (muda), Siwo Sanraji, dan Paklik Pawiro. Sedangkan saudara lain yang juga keturunan Mbah Sanrejo aalah Siwo Kasan dan beberapa yang lain. Ketika saya menempuh pendidikan SMA di Boyolali, kadang-kadang saya menengok kakek dan nenek dengan bersepeda.

Dalam kunjungan-kunjungan ini saya berkenalan dengan saudara-saudara yang umumnya berusia lebih tua dari saya. Jalan-jalan di desa ini sedikit naik turun. Ketika itu jalan-jalan itu masih berupa tanah, dengan batu-batu pengeras jalan seadanya. Kendaraan yang lewat hampir tidak ada. Jalan atau lebih tepatnya lorong-lorong itu cukup luas untuk dilewati orang dan hewan ternak. Tahun-tahun belakangan, jalan-jalan itu sudah diperkeras dengan semen. Jalur utama jalan dusun ini bisa dilewati bus sedang. Sedangkan lorong-lorong lainnya bisa dilewati mobil roda empat. Dengan demikian sepeda motor dapat leluasa memasuki permukiman di Karangpilang.

Ketika saya masih kecil di pinggir-pinggir lorong banyak tumbuh bambu, terutama bambu ori. Belakangan penduduk setempat rupanya ingin permukimannya lebih terang, terbuka, dan bambu-bambu tersebut banyak yang sudah ditebang dan tidak tumbuh lagi. Pola kehidupan mereka pun juga berubah. Pada masa lalu, penduduk terbiasa makan dengan menu utama singkong berupa sayuran, atau tiwul dengan lauk sekadarnya. Sekarang menu seperti itu makin ditinggalkan. Tidak lagi menjadi menu sehari-hari.

Kehidupan modern mulai menjamah saudara-saudaraku di tanah kelahiranku ini. Televisi, radio, dan alat-alat elektronik sarana hiburan lain sudah mulai mereka kenal. Pendidikan kaum mudanya pun semakin tinggi. Anak-anak usia SD umumnya bersekolah. Ini merupakan langkah untuk mermperbaiki dan meningkatkan kehidupan.

Meskipun saya tidak pernah lama di dusun ini, ikatan emosionalku dengan Desa Karangpilang tidak hilang. Aku menyadari di dusun inilah saya dan saudara-saudara sekandungku dilahirkan. Dusun inilah tanah kelahiran ayah ibuku, kakek-nenekku, kakek-nenek buyutku Mbah Sanrejo. Para kakek dan nenekku dimakamkan di sana. Di sana juga ada makam Kakek-nenek Mat Nawi, orangtua dari ayahku. Juga nenek moyangku. Yang juga penting adalah di sana saudara-saudaraku dari Trah Sanrejo dengan setia masih menjalani kehidupannya. Aku berharap pertalian keluarga besarku ini tidak terputus. Aku berharap saudara-saudaraku di mana pun berada masih bisa menjalin silaturahmi sesama keluarga. Aku berharap semua diberkati Tuhan, mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Salam untuk saudaraku. Salamat berjuang dan tetap menjalin tali persaudaran. Salam. -- Ateng Winarno, 27 Maret 2010.

2 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum.
    Nunut perso, gunganggunging Samudro pangaksami.

    Kulo karena alit saking Boyolali, tepatisebelum wonten karangsari- kiringan Boyolali,
    Salam silaturahim kangen sedoyonipun.
    Saya jg punya eyang yg bernama Kasan rejo dan kasannawi, saking Mbah Pawiro Rejo pawestrinipun Mbah Wiro rukinem peputro Bpk. Amari Siswo Soenaryo ( biasa di panggil pak mari/ pak sis / pak bayan.....Almh)
    Kulo putunipun almarhum pak mari.

    Tp, yg sy tahu beliau nipun di sareaken wonten dukuh Karangsari, dkt tmpt kelahiran kulo.
    Menari klentu nyuwun agungipun pangapuro.


    Mohon infonya, adakah hubungan kerabat sbgi trah Dr eyang Kasan rejo yg di maksud.
    Nuwun, karena alit

    S.Adam
    esasiji@gmail.com

    BalasHapus